Batamramah.com, Jakarta - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) mengajak berbagai kelompok perwakilan warga Pulau Batam, Rempang, dan Galang (Barelang), Provinsi Kepulauan Riau, untuk membahas terkait investasi di kawasan tersebut.
Dalam dialog tersebut, masyarakat menyampaikan bahwa mereka tidak menolak kehadiran investasi di kawasan Barelang, asalkan warga tidak digeser maupun digusur.
“Esensinya saya tangkap bahwa pada prinsipnya masyarakat tidak menolak investasi asal tidak digusur dan digeser, betul ya?" ujar Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara yang disambut oleh peserta dialog, dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Dialog tersebut menghadirkan sejumlah pihak, baik yang setuju ataupun yang menolak rencana relokasi untuk menyelesaikan konflik lahan terkait investasi di wilayah Barelang, antara lain organisasi/mitra pembangunan, perwakilan rukun warga Kecamatan Galang dan Rempang, serta tokoh masyarakat Galang dan Rempang.
Sebagai salah satu solusi untuk konflik lahan tersebut, Kementrans mengusulkan dilakukan Program Transmigrasi Lokal yang sifatnya sukarela tanpa ada paksaan.
Pemerintah berkomitmen untuk sangat menghargai keputusan warga atas pilihan mereka untuk mengikuti program tersebut atau tidak.
M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menuturkan bahwa Program Transmigrasi Lokal bukan hanya sekedar memindahkan penduduk, tapi secara penuh memperhatikan kesejahteraan warga mulai dari pendampingan hingga meningkatkan ekonomi mereka.
Ia mengatakan bahwa pihaknya kini tengah menggencarkan transformasi paradigma baru transmigrasi yang bertujuan untuk menciptakan pusat-pusat kawasan ekonomi yang berorientasi pada skala industri dan hilirisasi produk unggulan kawasan.
Ia menyatakan bahwa paradigma baru transmigrasi fokus pada hilirisasi komoditas unggulan yang mendorong pengolahan produk-produk unggulan dari kawasan yang memiliki nilai tambah tinggi, sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan daya saing di pasar yang lebih luas.
Salah satu tokoh masyarakat setempat, Gerisman, mengapresiasi upaya Kementrans untuk menyelesaikan konflik tanah di kawasan tersebut.
“Tokoh masyarakat Rempang mengucapkan terima kasih atas nama warga kepada Bapak Menteri untuk membuka ruang dialog untuk mencari solusi yang terbaik,” ucap Gerisman.
Sumber: Antaranews.com