Batamramah.com, Batam - Kantor Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIA Batam berkolaborasi dengan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam untuk mendukung program ketahanan pangan nasional.
Kegiatan forum diskusi ketahanan pangan tentang cara pembuatan pupuk organik menggunakan metode eco enzyme bertema Imigrasi dan Pemasyarakatan Jaya Menuju Indonesia Maju yang diikuti sekitar kurang lebih 15 Warga Binaan Lapas dan beberapa perwakilan pegawai Lapas Batam.
Kepala Lapas Kelas IIA Batam, Yugo Indra Wicaksi mengatakan mungkin ini yang pertama kolaborasi antara Imigrasi dan Lapas. Apalagi Kepala Imigrasi langsung yang meberikan penyuluhan terkait pertanian di Lapas Batam.
" Walaupun Kakanim bukanlah penyuluh ataupun bidangnya dalam dunia pertanian, namun Kakanim telah berhasil memiliki perkebunan dengan menerapkan eco enzyme," ujar Yugo di Aula Lapas Kelas IIA Batam, Jalan Trans Barelang, Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (04/3/2025).
Masih kata Yugo, mungkin ini baru pertama kalinya Kakanim memberikan penyuluhan di Pemasyarakatan, selama Lapas Batam ini berdiri.
" Saya ucapkan terimakasih kepada Kakanim, Hajar Aswad semoga ini menjadi amal jariah. Hal ini juga sejalan dengan program akselerasi menteri yaitu ketahanan pangan", ucap Yugo kepada awak media.
Sementara itu ditempat yang sama, Kakanim mulai memberikan pemaparan terkait eco enzyme yang fokus utama memanfaatkan makanan bekas seperti buah dan sayuran yang mudah didapatkan.
"Kegiatan ini selain berbagi ilmu terkait pertanian, tetapi juga menjadi momentum dalam menjalin silahturahmi antara Pemasyarakatan dan Imigrasi karena satu induk atau kementerian," ucap Kakanim disela sela pemaparan.
Saya bukan penyuluh pertanian, lanjut Hajar Aswad, namun saya punya hobi dan pengalaman langsung dalam bercocok tanam dari bibit hingga berbuah saya lakukan dengan tangan sendiri di halaman rumah.
Dijelaskan Kakanim, dalam Pembuatan eco enzyme harus terdiri dari minimal 5 jenis makanan bekas yang masih segar.
" Semakin banyak makanan bekas, maka enzimnya akan semakin baik dengan pembuatan selama minimal 3 bulan akan mampu bertahan hingga puluhan tahun, asalkan jangan tercampur dengan air," jelas Hajar Aswad didepan warga binaan pada saat menjelaskan penyuluhan eco enzyme.
Hajar Aswad menambahkan saat ini didaerahnya, petani sekitar dapat menggunakan eco enzyme sebagai bahan pupuk organik sehinga meningkatkan kualitas hasil produk dan dapat mengurangi pengeluaran untuk pembelian pupuk.
Hajar Aswad juga menambahkan bahwa sebagai ASN Kita harus keluar dari zona aman yaitu berkarya diluar dari pekerjaan utama kita baik itu pertanian, musik dan lainnya yang bermanfaat kepada masyarakat sekitarnya.
Lanjut Kakanim, Kegiatan hari ini bertujuan untuk mencoba mewujudkan Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) di sektor ketahanan pangan.
" Alhamdulillah, saya dan bapak Yugo mencoba mewujudkan tentang program ketahanan pangan," ucap Hajar Aswad.
" Tentunya dengan cara berkolaborasi dapat mewujudkan secara nyata bahwa Imigrasi dan Pemasyarakatan bisa akur, solid dan bekerjasama untuk mewujudkan program-program Pak Menteri maupun Pak Presiden,” tutur Hajar Aswad.