Batamramah.com, Batam - Pengadilan Agama Batam, Kepulauan
Riau, memperketat keamanan di lingkungan kantor sebagai langkah antisipasi
terulangnya penusukan oleh orang tidak dikenal terhadap seorang hakim.
“Arahan pimpinan pascainsiden untuk memperketat keamanan,
bekerja sama dengan Polsek setempat,” kata Humas Pengadilan Agama Batam Ajizon
di Batam, Jumat.
Peristiwa penusukan Hakim Pengadilan Agama Gusnahari terjadi
Kamis (6/3) pagi pukul 07.15 WIB, di kediamannya di Perumahan Cipta Garden RT 1
RW 15 Kelurahan Sungai Harapan, Kecamatan Sekupang, Kota Batam.
Melihat pelaku melakukan penyerangan terhadap hakim di pagi
hari, di rumahnya saat hendak berangkat kerja. Diduga pelaku mengenal korban
dan tempat tinggal serta aktivitasnya.
Saat ditanya apakah, rumah tersebut merupakan komplek rumah
dinas hakim yang bisa diakses oleh orang luar.
Menurut Ajizon, rumah tersebut merupakan rumah sewa hakim
yang dibayar oleh negara. Karena hakim belum memiliki rumah dinas.
“Lokasi kejadian rumah kontrakan dibayar oleh negara, karena
rumah dinas hakim belum ada,” katanya.
Dia menyebut belum diketahui siapa pelaku dan apa motifnya
menyerang hakim Gusnahari. Pengadilan Agama Batam menyerahkan sepenuhnya kasus
kepada kepolisian.
“Pelaku belum diketahui masih dalam penyelidikan
kepolisian,” kata Ajizon.
Hingga berita ini diturunkan, Ajizon menyebut kondisi Hakim
Gusnahari menjalani perawatan jalan, dirawat di rumahnya selama proses
penyembuhan.
Hakim Gusnahari mengalami luka robek pada lengan kanannya
dan diberikan jahitan, akibat diserang orang tidak dikenal.
Pelaku diduga lebih dari satu orang. Penusukan terjadi,
pelaku menyerang hakim saat hendak masuk ke kendaraannya yang terparkir sekitar
100 meter dari rumah. Hakim Gusnahari sempat tersungkur, pelaku langsung
melarikan diri usai penyerangan, lari menggunakan sepeda motor yang dikemudikan
oleh pelaku lainnya.
Terdapat saksi mata yang melihat kejadian, yang sudah
dimintai keterangan oleh penyidik Polresta Barelang.
Kasatreskrim Polresta Barelang AKP Debby Tri Andreastian
menyebut sudah meminta keterangan korban serta sejumlah saksi di lokasi maupun
ketua RT dan RW setempat untuk mengungkap pelaku.
“Dugaan pelaku lebih dari satu orang, tapi belum bisa kami
simpulkan karena pemeriksaan masih berlanjut,” kata Debby.
Sumber: Antaranews.com