Batamramah.com, Batam - Sejumlah tokoh Melayu Kota Batam angkat bicara terkait insiden yang terjadi di kawasan Sembulang Hulu, Pulau Rempang, Kota Batam. Mereka meminta inseden yang menyebabkan sejumlah warga setempat terluka dan meninggalkan trauma bagi masyarakat setempat untuk diusut tuntas oleh Aparat Penegak Hukum (APH).
Dimana kita ketahui, Inseden yang melibatkan warga Sembulang Hulu dan pekerja PT Makmur Elok Graha (MEG) yang menjadi viral, terjadi pada Selasa (17/12/2024) malam dan memicu ketegangan di lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City.
Salah seorang Tokoh Melayu Kota Batam, Datok Amat Tantoso meminta kepada seluruh masyarakat Batam untuk bersama-sama menjaga kondusivitas Kota Batam. Atas inseden tersebut, Ia juga meminta kepada pihak aparat penegak hukum untuk proaktif dan mengusut tuntas kejadian yang memakan korban luka-luka itu.
“Kami minta semua saudara-saudaraku untuk bersama menciptakan Batam aman, damai dan tentram. Untuk insiden itu, kita serahkan kepada penegak hukum, dalam hal ini pihak Kepolisian,” ucap Amat Tantoso, didampingi sejumlah Tokoh Melayu Batam lainnya, di bilangan Nagoya, Kamis (19/12/2024) sore.
Dalam kesempatan itu, Datok Amat Tantoso juga mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut, terlebih sebagai keturunan ketiga di Kota Batam yang lahir dan turun temurun di Batam. Karenanya, ia mengajak semua pihak untuk bisa sama-sama menjaga kondusivitas Batam, menjaga semua pihak untuk bersatu padu.
Datok Amat juga meminta kepada para pemangku kepentingan termasuk investor, perusahaan dan pengembang, agar mengedepankan pendekatan yang humanis kepada masyarakat tempatan di kawasan Rempang.
Ditegaskan, bahwa masyarakat yang berdiam disana bukanlah penduduk liar. Akan tetapi nenek moyang mereka sudah berdiam disana, bahkan sebelum Indonesia merdeka.
“Saya juga lahir dan dibesarkan di Batam. Saya keturunan ke-tiga saat ini. Dan saya pun mati akan dikubur di sini. Orang Melayu selalu ramah dengan siapapun, asalkan jangan diusik. Oleh sebab itu mari kita jaga Batam bersama-sama,” ucap Amat Tantoso.
Datok Amat yang juga salah satu pengusaha ini menyebutkan, pihaknya sangat mendukung investasi dengan luasnya lahan yang ada di sana, mestinya juga memikirkan bagaimana keberlanjutan masyarakat tempatan.
Harapannya masyarakat menjadi bagian dari pembangunan dengan kata lain masyarakat diberi ruang untuk bekerja di sana.
Di sisi lain, Amat Tatntosa, menambahkan, dengan kejadian ini, sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi di Batam. Terlebih di momen hari besar Natal dan Tahun Baru.
“Tentunya akan berpengaruh pada kunjungan wisatawan. Dimana Batam merupakan salah satu kota tujuan wisata,” katanya.
Senada, tokoh melayu Kecamatan Sekupang Datuk Tukijan Sarpan juga bisa menyebutkan bahwa Kota Batam ini dibangun bersama, saling menghargai satu sama lain itu sangat penting. Menurutnya, gesekan salah silih pendapat itu biasa. Namun, jangan terjadi intimidasi apalagi penganiayaan.
“Insiden malam itu seharusnya tidak terjadi. 17 ribu hektar yang dialokasikan, sebaiknya kampung tua leluhur diperhatikan,” kata Dato’ Tukijan Sarpan.
Ia mencontohkan, pembangunan di negeri tetangga, seperti Johor Malaysia, di sana investasi berdampingan dengan kampung tua, kampung leluhur, dan itu berjalan dengan baik.
“Semoga kejadian itu menjadi insiden terakhir. Negara lain juga mendengar insiden ini, dan ini sangat berpengaruh pada pariwasata kita. Berharap dengan pemimpin Batam yang baru menjadikan Batam Bandar Dunia Madani seutuhnya,” harap Dato’ Tukijan Sarpan.
“Kami meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kejadian tersebut. Sehingga masyarakat luas mengetahui kebenaran insiden tersebut,” timpal tokoh melayu lainya, Panglima Alam Indonesia, Abdul Razak serta lainnya.