OJK Kepri Sebut Jasa Keuangan Terjaga dan Stabil

 

Batamramah.com, Batam - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menilai sektor Keuangan terjaga stabil dengan tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepri.

“ Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2024 tercatat sebesar 4,90 persen, ditopang oleh industri pengolahan sebesar 5,16 persen, konstruksi 1,40 persen, administrasi pemerintah 0,44 persen dan jasa keuangan 0,28 persen,” ujar Kepala OJK Kepri, Sinar Danandjaya kepada awak media di sela sela kegiatan Media Gathering, bertempat di Natra Bintan Resort, Bintan, Kamis (29/08/2024). 

Lanjut Sinar, Pertumbuhan investor di Kepulauan Riau juga mengalami peningkatan yang baik. 

“ Pada Juni 2024 lalu, total investor sudah mencapai 130.714, dan tercatat terdapat 5 emiten dengan dana yang terkumpul sebesar Rp541,2 miliar,” terang Sinar.

Pada hari Kamis, tanggal 22 Agustus 2024 masih kata Sinar,  OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) mengundang beragam perusahaan di Kepulauan Riau yang tergabung dalam KADIN dan asosiasi lainnya untuk mengikuti Go Public Seminar yang diselenggarakan di Hotel Radisson Batam. 

“ Kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan potensial, khususnya yang berasal dari Kepulauan Riau untuk mengenal Pasar Modal dan memanfaatkan pendanaan melalui Pasar Modal Indonesia melalui skema IPO untuk keberlangsungan dan pengembangan usaha ke depan,” 

Sementara untuk perkembangan sektor perbankan,  Kinerja fungsi intermediasi bank umum terus melanjutkan tren peningkatan. Pada Juni 2024, secara yoy kredit mengalami peningkatan sebesar Rp4,27 triliun menjadi sebesar Rp51,29 triliun, atau tumbuh sebesar 9,09 persen (yoy).

Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Produktif tumbuh tertinggi yaitu sebesar 9,12 persen (yoy), sementara Kredit Konsumtif tumbuh sebesar 9,04 persen (yoy).

Sejalan dengan pertumbuhan Kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif. Pada Juni 2024, DPK tercatat tumbuh sebesar 14,89 persen (yoy) menjadi Rp88,92 triliun.

Sementara itu, kualitas kredit bank umum perlu menjadi perhatian dengan rasio NPL gross sebesar 3,84 persen, lebih tinggi di atas NPL Perbankan Nasional sebesar 2,26 persen. 

Untuk itu, OJK meminta kepada Bank Umum di wilayah Kepulauan Riau untuk terus meningkatkan penerapan manajemen risilko kredit, kredit, verifikasi dokumen kredit, analisis, mulai dari tahap permohonan persetujuan, pencairan, monitoring penggunaan dana kredit, penagihan hingga tahap penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah.

Kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) melanjutkan catatan double digit growth. Pada Juni 2024, total aset BPR/S tumbuh 20,02 persen (yoy) menjadi Rp 12 triliun, kredit tumbuh 22,80 persen (yoy) menjadi Rp8,57 triliun, dan DPK tumbuh 19.24 persen (yoy) menjadi Rp 8,87 triliun.

Kualitas kredit BPR/S perlu meniadi perhatian dengan rasio NPL gross sebesar 6,62 Persen, namun masih lebih rendah dibandingkan rasio NPL gross BPR Nasional sebesar 11,39 persen. 

Berkenaan dengan eksposur risiko kredit yang tinggi, OJK meminta kepada BPR/S di wilavah Kepulauan Riau untuk terus memperbaiki penerapan tata kelola manajemen risiko kredit, serta membentuk cadangan yang memadai.

“ Kami berharap dengan adanya media gathering ini dapat memberikan informasi dan mengedukasi serta literasi keuangan kepada masyarakat melalui media," tutur Sinar.

Lebih baru Lebih lama