GMP 2023, Dorong UMKM Kepri Perluas Ekspor

 


Batamramah.com, Batam - Gebyar Melayu Pesisir (GMP) 2023 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang bertujuan untuk mendorong UMKM di Kepri agar semakin banyak yang melakukan ekspor.


Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad mengatakan akan memperluas produk UMKM hingga mancanegara. " Saya berharap Kepri menjadi jembatan ekspor produk UMKM," ujar Ansar kepada awak media disela sela kegiatan seminar UMKM di lantai 2, Swiss-Belhotel, Rabu (27/8/2023).


Menyinggung terkait PPN yang tinggi dari Batam, Ansar mengatakan akan berkordinasi kepada pemerintah pusat  dan pihak terkait agar tidak menyusahkan UMKM di Kepri.


" UMKM juga harus memanfaatkan berbagai peluang agar dapat bersaing dengan kota kota lain, mengingat PPN yang tinggi dalam negeri, tapi untuk ekspor kita di bebaskan pajak. Makanya, UMKM didorong untuk memanfaatkan peluang," terang Ansar.





Sementara, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau (BI Kepri), Suryono mangatakan, event hari ini upaya BI bersinergi dengan Pemprov Kepri agar UMKM dapat lebih banyak melakukan ekspor. 


Tentunya Bank Indonesia memiliki tahapan penyusunan peta jalan UMKM untuk melakukan ekspor, yakni yang pertama Subsistensi UMKM yang menjadi UMKM Potensial, kemudian UMKM Sukses atau link to marker and finance, yang ketiga UMKM go Digital kemudian yang terakhir UMKM go Export.


"Bank Indonesia sendiri, konsisten melaksanakan program pengembangan UMKM melalui tiga pilar kebijakan yang menjadi patokan, yaitu korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan akses pembiayaan guna mewujudkan UMKM yang produktif, inovatif, dan adaptif," jelas Suryono.


Selain itu, Suryono menjelaskan masing-masing daerah memiliki target hasil penjualan, untuk tahun 2023, untuk BI Kepri diberi target Rp 10 Miliar setelah sebelumnya di tahun 2022 sekitar Rp 8 Miliar.


"Kami senang, di Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang dilakukan beberapa waktu lalu. Nilai hasil penjualan di Kepri ini masuk 5 besar untuk nilai penjualannya,"ungkap Suryono sembari tersenyum atas capaiannya.


Suryono mengatakan untuk Rp 10 Miliar yang ditargetkan BI Kepri di tahun 2023, sampai Agustus 2023 hasil penjualannya sudah di angka 85%.


"Saya yakin, semoga saja dalam kurun waktu 3 bulan sampai Desember target tersebut bisa tercapai bahkan lebih," ucap Suryono.


Berkaitan dengan UMKM go Export, Suryono mengungkap bahwa transaksi secara digital tentu sangat diperlukan untuk mencapai pasar ke luar negeri.



Dijelaskan Suryono, ia menyampaikan data yang diperoleh dari Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) bahwa semua wilayah di Kepri statusnya sudah berbasis digital.


"Tingkatan ETPD ini kan ada inisiasi atau pemula, kemudian berkembang, maju, dan digital. Di Kepri ini levelnya sudah digital, walaupun belum 100%," tutur Suryono.

Lebih baru Lebih lama