Batamramah.com, Batam - Polemik air bersih yang terjadi di wilayah Kota Batam, tidak hanya membuat 'menyengsarakan' para warga Kota Batam. Mengingat, layanan air bersih yang diterima masih jauh dari kata mencukupi.
Walhasil banyak warga mencoba mencari alternatif sendiri untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Mulai dari membeli tandon untuk menampung air bersih hingga begadang di malam hari untuk menampung air bersih.
Yang terbaru, krisis air bersih ini pun memunculkan korban jiwa. Inilah yang dialami keluarga Aryati, warga perumahan Sumberindo, kelurahan Tanjunguncang. Ja’far, suami Aryati meninggal dunia saat begadang menunggu aliran air, Rabu (14/6/2023) pagi.
Ja’far yang berusia 71 tahun mendadak jatuh saat duduk menampung air yang mengalirnya sangat kecil. Nyawanya tak tertolong sebab langsung tidak bergerak setelah terjatuh.
Sebagaimana dilansir Batam Pos, korban terjatuh karena kondisi fisik dan kesehatannya yang drop akibat keseringan tidak tidur di malam hari.
Rutinitas begadang seperti Ja’far ini juga dilakukan oleh masyarakat di Tanjunguncang pada umumnya, namun Ja’far yang sudah lanjut usia tentu tidak sekuat warga lain yang masih muda.
“Sudah tua, jadi drop waktu nampung air. Setiap malam tak tidur. Tadi pagi meninggal dunia dia,” ujar Aryati.
Ketua RT 02 Sumberindo, Sakri Siregar membenarkan kejadian itu. Nahas yang menimpa Ja’far ini akibat persoalan krisis air bersih yang dialami masyarakat Tanjunguncang selama ini. Warga yang jatuh sakit pun sudah cukup banyak akibat kebanyakan begadang di malam hari.
“Yang di rumah sakit juga ada. Ini karena masalah air tadi. Memang parah kondisi lingkungan kami dengan pasokan air bersih ini. Suplai mobil tanki juga jauh dari maksimal. Benar-benar menderita kami,” ujar Sakri.
Dengan adanya kejadian ini, Sakri dan masyarakat di sana berharap Pemerintah Daerah ataupun pengelola air bersih di Batam segera memperbaiki aliran air ke sana. Situasi sudah cukup rumit saat ini akibat masalah air bersih ini.
Merespon hal tersebut, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam Nuryanto S.H., M.H. di awal menyampaikan rasa duka yang cukup mendalam da semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan.
Untuk itu, Politisi PDI Perjuangan ini akan melakukan rapat koordinasi dengan lintas Sektoral untuk bisa menyelesaikan permasalahan air bersih ini. Mengingat, air bersih merupakan kebutuhan dasar yang harus dinikmati dan dirasakan oleh seluruh masyarakat di Kota Batam.
Pemenuhan hak dasar kebutuhan air bersih ini juga tertuang dalam Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Hak air bersih dan sehat juga memiliki dimensi yang cukup luas, yaitu lingkungan hidup dan hak asasi manusia. Oleh sebab itu, dibutuhkan regulasi agar hak atas ar bersih dapat terpenuhi.
"Air ini merupakan hak asasi manusia (HAM) yang juga menjadi pokok dalam kesejahteraan hidup manusia. Air bukan sekadar kebutuhan konsumsi akan tetapi juga penopang berbagai aspek kehidupan manusia. Dan yang terjadi di Kota Batam lebih kepada permasalahan kualitatif, kuantittaif, dan kontinuitas. Dan jika Pemerintah Daerah belum bisa memenuhi kebutuhan ini, maka secara tidak langsung sudah melanggar HAM," tegas pria yang akrab disapa Cak Nur, Jumat (16/6/2023) pagi.
Oleh karena itu, tambahnya, pihaknya meminta kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Badan Pengusahaan (BP) Batam serta Pemerintah Kota Batam untuk benar-bener memperhatikan dan bekerja dengan hati nurani.
Jika hanya mengejar keuntungan semata dan mengorbankan kepentingan dasar warganya tentunya bisa di bilang Pemerintah Daerah atas nama Negara tidak hadir dalam pemenuhan hak dasar masyarakatnya dalam hal ini kebutuhan air bersih. Dan bisa dibilang sudah melanggar HAM.
"Jika tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, maka bisa dibilang sudah melanggar HAM. Sehingga peristiwa seperti ini tidak kembali terjadi. Jika mengabaikan ini, mau sampai berapa korban jiwa lagi yang harus bertumbangan?. Untuk itu, kami minta Pemerintah Daerah yang merupakan perwakilan dari negara untuk bisa hadir dan memberikan hal yang terbaik untuk warganya," tegasnya.